BERAWAL dari tatapan mata yng enggan menatap,
tutur mulut yng enggan menyapa
kita di pertemukan di suatu aula PELITA BANGSA tanpa tahu siapa nama, latar belakang ataupun tujuan datang dan berkumpul di sebuah ruang panjang dengan pangung megah di hadapan kita semua,
bercengkrama pun seolah-olah kita engan dan gak tau harus mulai darimana,.
hanya senyuman kecil yng terlontar dari sudut bibir semua peserta,.
pertengahan tahun 2013 tepat nya
celana hitam dengan kemeja putih untuk laki-laki dan rok hitam dan kemeja putih untuk perempuan
dan sepatu pantopel di wajibkan untuk di pakai di acara tersebut
kami tidak tahu siapa yng memimpin kami bahkan yng ada di samping ku waktu ituh pun aku tak tau ,. hanya bisa terdiam menikmati sebuah acara mungkin bukan menikmati tepatnya di paksa menikmati acara yng entah gak tau apah artinya ini
HARI KEDUA
kami datang dengan membawa apah yng di suruh para pemimpin tidak jelas, kami berusaha berontak tapi takbisa kami berusaha berkelit tapi apalah daya, kami melawan tpi hukuman yng kami terima ,
untuk mereka yng tidak memetuhi peraturan hukuman dari berjoget,bernyanyi sampai membacakan puisi mereka terima kami seolah" menjadi boneka mereka
selepas makan siang kami di kelompokan di acak dan di satukan lagi dengan orang" yng makin kami tidak kenal,
kami dI suruh berganti baju dengan kaos di badan dan celana treining di bagian bawah kami
entah apah yng akan mereka lakukan lagi terhadap kami
kami di kupulkan di sebuah lapangan di depan kampus
kami berjalan memutari sudut kampus melewati terjalnya lumpur semata kaki
dan menyebranggi sungai yng berwarna coklat dengan kedalaman sedada untuk ukuran tubuh normal mungkin tenggelan bagi yng bertubuh tambun
TAPI
perjangan ith perlu hidup bukan sekedar menikmati tapi harus melawan batas kemampuan kita,dari semua ini kami tau kami sadar dan kami mengerti, bahwa mereka bukan menyiksa kami tapi mereka mengajarkan bagai mana jadi pemimpin bagai mana harus bisa melewati hal yng sulit karna di depan sana akan masih banyak hal" yng lebih sulit dari ini hal" yng akan lebih kejam dari yng namanya hidup kami di gembleng bak tentara siap perang, di hisap darah kami seperti mereka seorang pampir,
DUA MINGGU
kami di di pertemukan lagi dengan mereka tapi dalam kelompok atau ruang lingkup yng lebih kecil yng bernama kelas
dari situ kita berkenalan satu sama lain memahami tujuan-tujuan mereka datang kesini, MEREKA PUNYA HARAPAN DAN IMAJINASI YANG BERBEDA-BEDA TAPI SATU TUJUAN MEWUJUDKAN MIMPI MEREKA MASING-MASINGdatang dengan latar belakang yng berbeda-beda,muncul dengan menggenggam erat semua angan-angan mereka
SEMASTER DEMI SEMASTER
tawa canda kami lewati bersama suka duka kami iringi dengan doa,
bercengkrama mengenal lebih jauh dari sisi sebuah teman bahkan menjadi sahabat,
kesulitan dalam mengerjakan tugas kami pecahkan kami diskusikan hingga menjadi sebuah solusi
dari titik ini kami mulai berangan-angan, kami mulai rangkai mimpi-mimpi dan tujuan kami untuk masa depan kami
pemikiran-pemikiran kami pun mulai terbuka luas untuk menghadapi dunia
motivasi dari sang maha dosen pun kami lahap habis bukan hanya dari segi materi-materi mata kuliah tapi dari segi perjalanan hidup pun tak pernah kami sisakan,
semangat kami seakan tak pernah padam ,.
tapi kami hanya manusia biasa problem silih berganti mulai datang dari rasa jenuh,rasa seperti tidak bisa menyerap semua mata kuliah, sibuk membagi antara pekerjaan dan kuliah, sampai yng paling mendasar adalah biaya
memang sebagian besar dari kami bukan mahasiswa dari kalangan penghuni saku orang tua,
bukan hal mudah pula bagi kami untuk meraih cita-cita kami memakai dan melemparkan setinggi mungkin mahkota hitam yng mungkin sudah terbayang d pikiran kami sejak kami datang ke sini
memang tak bisa di pungkiri hanya celotehan sang waktu yng tadi nya tawa,canda dan keseriusan kami dalam satu ruangan kelas yng penuh sesak seakan sepi sunyi hanya tinggal beberapa orang saja yng masih sangup bertahan
menahan himpitan ekonomi yng semakin tinggi,rasa jenuh yng melandasi diri dari bagian isi kelas kami pencari uang dan pencari ilmu pun mulai goyah , satu persatu kami pergi dari dengan pamit ataupun menghilang tanpa tau entah kemana
kami tau mereka pergi bukan karna semangat mereka padam bukan membiarkan mimpi-mimpi mereka redup secara perlahan
biaya yng mengubur semua harapan,cita-cita dan impian mereka
kini tingal kami tak kurang dari 25 orang yng masih bertahan dan paling hanya belasan yng datang di setiap pertemuan
bahkan tak jarang dosen pun mengalihkn ke jam lain karna kelas cuman 3 atau 5 orang saja
atau di gabung dengan kelas lain padahal itu yng membuat rasa males kami semakin bertambah,
semakin hari rasa jenuh itu semakin datang kepada kami orang yng tadinya datang dengan mimpi dan harapan,
semakin rasa itu datang semakin enggan kami untuk tau gimana kabar dan kondisi kelas kami
kami datang ke kampus tapi kami hanya sampai di di saung (sebutan kantin di kampus kami )
bukan hanya kelas kami yng merasakan itu tapi dari teman-teman kelas lain pun sama
hanya nongkrong , main gitar, main ps sampai cuma numpang internetan doang,..
kami berpikir masa depan kami mulai tak menentu hidup kami mulai suram bahkan mungkin kami mulai bosan dengan hidup yng hanya begini-begini ajh ,
kami butuh perubahan kami rindu ruang kelas yng kaya dulu , kami butuh penyemangat kami butuh perangsang gairah kami untuk betah di kelas, kami rindukan saat-saat dulu yng pernah kami lewati bukan hanya topeng untuk menutupi muka kami kepada orang tua kami yng menanyakan udah semaster berapah sekarang
pasti sebagian dari diri kami menjawab dengan hanya tipuan-tipuan mulut saja dosa yng kami terima mungkin sudah amat teralu besar
lulus dari sini apa kami hanya menerima ijazah saja?
kai gak butuh itu kami butuh perubahan perangsang diri kami untuk giat belajar memetik ilmu yng kami bisa bagikan ke adik-adik,sodara ataupun tetangga kami,atau untuk menuntun perjalanan kami kedepan nya,
yng kami butuhkan sekarang motivasi untuk bisa merubah sistem pembelajaran kami mendobrak kehausan kami akan ilmu, membukakan pikiran kami untuk bisa meraih mimpi-mimpi kami lagi
kami butuh itu,
kami gak mau di sebut mahasiswa gagal,
kami mahasiswa teknik informatika,bahkan sebagian besar dari kami pun gak tau apah itu codingan Php, codingan Css, codingan Vd
kami gak mau pengalaman angkatan kami ini turun ke angkatan" yng ada di awah kami
tapi kami sekarang masih bisa merubah hidup kami, kami masih ada waktu untuk mengejar dan memperbaiki motivasi kami yng sempat meredup
kami gak mau menjadi pemakai mahkota hitam tanpa skil, tanpa topeng ataupun hanya pemakai mahkota hitam tapi sampah
kami mulai dari awal kami mulai susun mimpi,harapan dan cita-cita kami lagi
kami harus bisa melawan dirikami sendiri harus bisa memotivasi diri kami sendiri untuk bisa menyongsog dunia yng kata orang kejam,.
bismilah itu yng bsa kami ucapkan
dalam doa itu yng bisa kami harapkan
tekad dan keyakinan itu yng kami genggam di tangan kami sekarang
TERIMAKASI
bOom_JIDDAR
B.4.4
